wadde.wanabbie
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SISTEM SOSIAL BUDAYA /3 SKS
Dr. Edy Siswoyo, Msi
Tujuan
Intruksional Umum (TIU):
1. Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan teori
sistem sebagai kerangka berpikir untuk menganalisis kondisi sosial budaya
masyarakat Indonesia
2. Mahasiswa dapat memberikan gambaran analitik
mengenai sistem sosial Indonesia sebagai masyarakat majemuk.
3. Mahasiswa dapat memberikan gambaran analitik mengenai sistem sosial
di lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing mahasiswa.
PERTE MUAN
|
TUJUAN INSTRUKSIONAL
KHUSUS (TIK)
|
POKOK BAHASAN
|
RINCIAN POKOK
BAHASAN
|
TEKNIK PEMBELAJARAN
|
MEDIA PEMBELAJARAN
|
REFERENSI
|
I
|
Kemampuan memaparkan Deskripsi Matakuliah
|
1.1. Latar belakang matakuliah
1.2. SAP
1.3. Pendekatan Perkuliahan
1.4.Konsep Integrasi
|
1.1.1.Indonesia Masyarakat
Bhinneka Tunggal Ika
1.1.2.Masyarakat Indonesia yang
integratif dan demokratis
1.1.3.Realitas dan kondisi
persatuan
dan kesatuan di Indonesia
1.2.1.TIU dan TIK
1.2.2. Pokok dan Rincian Bahasan
1.2.3. Metoda
1.3.1.Ideologi NKRI
1.3.2.Stabilitas nasional
1.3.3.Demokratis
1.3.4.Masyarakat majemuk
1.3.5.Integrasi Nasional
1.4.1.Intgegrasi normatif
1.4.2.Integrasi fungsional
1.4.3.Integrasi koersif
|
Ceramah dan
Diskusi Kelompok
|
Hard copy SAP,
LCD Ppt.
|
Wirutomo, Paulus dkk 2012, Sistem
Sosial Indonesia, UI Press.
Ranjabar, Jacobus 2006, Sistem
Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia
|
II
|
Kemampuan mendeskripsikan dan menjelaskan masyarakat menurut kerangka berpikir
teori sistem
|
3.1. Teori Sistem sebagai kerangka berpikir
3.2. Masyarakat sebagai sistem
|
2.1.1.Definisi sistem
2.1.2.Unsur, struktur dan fungsi
2.1.3.Sistem mekanik
2.1.4.Sistem organik
2.1.5.Pendekatan sistem
2.1.6. Lingkungan sistem
2.1.7.Perencanaan sistem
2.2.1.Stratifikasi sosial
2.2.2.Struktur sosial
2.2.3.Saling ketergantungan
2.2.4.Harmoni dan keseimbangan
2.2.5.Ketimpangan dan konflik
|
Ceramah dan
Diskusi Kelompok
|
Soft copy handout,
LCD Ppt
|
Laszlo, Alexander and Stanley
Krippner, Systems Theories, Their Origins, Foundations and Development,
dalam J.S. Jordan (Ed.),1998, Systems
Theories and A Priori Aspects of Perception, Amsterdam: Elsevier
Science, Ch. 3, pp. 47-74. http://archive.syntonyquest.org/elcTree/resourcesPDFs/SystemsTheory.pdf
|
III -IV
|
Kemampuan
mendeskripsikan dan menjelaskan garis
besar berbagai perspektif sosiologi mengenai masyarakat sebagai sistem
|
3.1.Perspektif Keteraturan/
Fungsionalisme
3.2. Perspektif Konflik
4.3.Perspektif
Interpretivisme
|
3.1.1.Konsensus nilai
3.1.2.Keteraturan sosial
3.1.3. Stabilitas dan keseimbangan
3.1.4.Hubungan fungsional
3.2.1.Kepentingan diri dan konflik
yang melekat
3.2.2.Hubungan fungsional yang
tidak adil
3.2.3.Kebebasan kelas
3.2.4.Ketarasingan
3.2.5.Konsensus oleh kelompok
dominan
4.3.1.Makna subyektif tindakan
4.3.2.Jenis tindakan sosial:
Tindakan rasional,
Tindakan rasional orientasi
nilai,
Tindakan tradisional,
Tindakan emosional.
4.3.3.Interaksi simbolik
4.3.4.Realitas sosial dan
kesepakatan.
|
Ceramah dan
Diskusi Kelompok
|
Soft copy handout,
LCD Ppt
|
Perdue, William 1986, Sociological
Theory, Mayfield Publishing Company, Palo Alto, California.
|
V-VI
|
Kemampuan mendeskripsikan dan menjelaskan teori sosiologi tentang masyarakat Indonesia
|
5.1.Teori Furnival
tentang masyarakat
majemuk masa
pemerintahan
Hindia Belanda
5.2.Teori Schemerhorn
tentang masyarakat
Indonesia dewasa ini
6.3.Teori JH.Boeke
tentang masyarakat
dualistik
6.4.Teori Clifford Geertz
tentang involusi
pertanian
|
5.1.1.Tidak adanya pembauran
5.1.2.Self constrained
5.1.3.Tidak ada common will
5.2.1.Kemajemukan ideologis/
doktrinal/beliefs
5.2.2.Kemajemukan politis yang
relatif otonom
5.2.3.Kemajemukan kultural
5.2.4.Kemajemukan struktural
6.3.1.Masyarakat kapitalistik/
Ekonomi modern/Barat
6.3.2.Masyarakat ekonomi
Prakapitalistik/tradisional
mentalitas Timur
6.4.1.Kawasan pertanian di Jawa
6.4.2.Kawasan pertanian di luar
P.Jawa
6.4.3.Pemiskinan pertanian di Jawa
6.4.4.Spesialisasi pertanian di
luar
P.Jawa
|
Ceramah dan
Diskusi Kelompok
|
Soft copy handout,
LCD Ppt
|
Wirutomo,
Paulus, Integrasi Sosial Masyarakat Indonesia, dalam Paulus Wirutomo dkk 2012, Sistem Sosial Indonesia, UI Press, hal. 1-46
|
VII
|
Kemampuan mendeskripsikan dan
Menjelaskan komplesitas sosial
budaya masyarakat Indonesia
|
7.1.Demografi
7.2 Stratifikasi Sosial
7.3.Integrasi nasional
|
7.1.1.Distribusi penduduk
7.1.2.Komposisi penduduk
7.1.3.Komposisi
penduduk
berdasarkan agama
7.2.1.Struktur pemerintahan
7.2.2.Struktur sosial ekonomi
7.2.3.Konflik dan kekerasan
7.3.1.Terbentuknya bangsa dan
Negara Indonesia
7.3.2.Dinamika kebangsaan
Indonesia
|
Presentasi kelompok dan
Diskusi Kelas
|
Makalah, soft copy handout dan LCD Ppt.
|
Sulastri, Kompleksitas Masyarakat Indonesia,
dalam Paulus Wirutomo dkk 2012, Sistem
Sosial Indonesia, UI Press, hal. 47-86
|
VIII
|
UTS
|
|
|
|
|
|
IX
|
Kemampuan mendeskripsikan dan menjelaskan hubungan sosial antar kelompok etnik di
Indonesia
|
9.1.Mendefinisikan etnisitas
9.2.Komposisi etnis dan
hubungan social antar
etnis
9.3.Kebangkitan identitas
etnik
|
9.1.1.Konteks
politis dan budaya
9.1.2.Pandangan
primordialis
9.1.3.Pandangan Instrumentalis
9.1.4.Pandangan Konstruktivis
9.2.1.Masa Koplonial
9.2.2.Masa Orde Lama
9.2.3.Masa Orde Baru
9.2.4. Masa Reformasi
9.3.1.Dilema keamanan kelompok
etnik
9.3.2.Perlindungan status
9.3.3.Ambisi hegemoni
|
Presentasi kelompok dan
Diskusi Kelas
|
Makalah, soft copy handout dan LCD Ppt.
|
Yasmine, Daisy Indira, Hubungan Sosial antar
Kelompok Etnik, dalam Paulus Wirutomo dkk 2012, Sistem Sosial Indonesia, UI Press, hal. 87-125
|
X
|
Kemampuan mendeskripsikan dan menjelaskan relasi sosial antar kelompok agama di
Indonesia
|
10.1.Definisi dan kerangka
teoretik agama
10.2.Menjadi Indonesia
yang
multirelijius
10.3.Relasi social antar
kelompok
agama
10.4.Menuju integrasi sosial
|
10.1.1.The
taken for granted religion
10.1.2.Agama dalam kerangka
sosiologis
10.2.1.Sejarah perjumpaan agama-
agama di Indonesia
10.2.2.Sinkretisme atau lokalisasi
agama?
10.2.3.Kopmpleksoitas dalam
heterogenitas
10.3.1.Masa kerjaan: agama dinasti
10.3.2.Masa pra-kolonial: agama
dalam kompetisi perdagangan
10.3.3.Masa kolonial: dualism politik
agama
10.3.4.Masa pra-kemerdekaan:
ideologisasi agama
10.4.4.Masa pasca-kemerdekaan:
agama politik
10.4.5.Masa Orde Baru: politisasi
agama
10.4.6.Masa reformasi: konflik,
euphoria dan kebangkitan
agama
10.4.1.Toleransi antar kelompok
agama
10.4.2.Rekonstruksi budaya
|
Presentasi kelompok dan
Diskusi Kelas
|
Makalah, soft copy handout dan LCD Ppt
|
Kusumadewi, Lucia Ratih, Relasi Sosial antar
Kelompok Agama di Indonesia: Integrasio atau Disintegrasi?, dalam Paulus
Wirutomo dkk 2012, Sistem Sosial
Indonesia, UI Press, hal. 127-177
|
XI
|
Kemampuan mendeskripsikan dan menjelaskan relasi gender dalam masyarakat Indonesia
|
11.1.Tinjauan historis relasi
gender di Indonesia
11.2. Kondisi kesetaraan
dan keadilan gender
|
11.1.1.Masa Pra-Kemerdekaan
11.1.2.Masa Kemerdekaan
11.1.3.Masa Orde Baru
11.1.4. Masa Reformasi
11.2.1. Pengarus-Utamaan Gender
11.2.2. Upaya dan hasil
|
Presentasi kelompok dan
Diskusi Kelas
|
Makalah, soft copy handout dan LCD Ppt.
|
Seda, Francisia SSE, Enny
Febriana, Sari Monik Agustin, RR Satiti S
Shakuntala, Relasi Gender dalam
Masyarakat Indonesia, dalam Paulus Wirutomo dkk
2012, Sistem Sosial Indonesia, UI
Press, hal.179-204
|
XII
|
Mendeskripsikan dan menjelaskan
hubungan buruh, modal dan negara
|
12.1.Industrialisasi dan
Perubahan Sosial
12.2.Kondisi buruh di
Indonesia
12.3.Perburuhan di
Indonesia, tinjauan
sejarah
|
12.1.1.Kecenderungan global
12.1.2.Hubungan perburuhan
12.2.1.Waktu kerja
12.2.2.Upah
12.2.3.Lembur
12.2.4.Jaminan sosial
12.2.5.Cuti
12.3.1.Masa kolonialisme Belanda
12.3.2.Pasa pendudukan Jepang
12.3.3.Masa Orde Lama
12.3.4.Masa Orde Baru
12.3.5.Masa pasca Orde Baru
|
Presentasi kelompok dan
Diskusi Kelas
|
Makalah, soft copy handout dan LCD Ppt.
|
Diniari, rosa, Hubungan Buruh,
Modal dan Negara, dalam Paulus Wirutomo dkk 2012,
Sistem Sosial Indonesia, UI Press,
hal.205-230
|
XIII
|
Kemampuan mendeskripsikan dan menjelaskan hubungan desa-kota
|
8.1.Karakteristik dikotomik
Hubungan desa-kota
8.2.Tinjauan historis
Hubungan desa-kota
8.3.Proses urbanisasi dan
Ketimpangan wilayah
desa-kota
8.4.Kebijakan pembangunan
desa-kota
|
8.1.1.Pengertian desa secara umum
8.1.2.Pendekatan pembangunan
desa dan pembangunan kota
8.2.1.Masa pra-kolonial
8.2.2.Masa pasca-kolonial
8.3.1.Pola urbanisasi
8.3.2.Pola migrasi desa ke kota
8.3.3.Dampak migrasi ke kota:
Sektor informal
8.4.1.Pembangunan nasional
8.4.2.Pembangunan desa-kota
8.4.3.Otonomi daerah
|
Presentasi kelompok dan
Diskusi Kelas
|
Makalah, soft copy handout dan LCD Ppt.
|
Darmajanti, Linda dan Starlita, Hubungan
Desa – Kota, dalam Paulus Wirutomo dkk 2012, Sistem Sosial Indonesia, UI Press,
hal.231-270
|
XIV
|
Kemampuan mendeskripsikan dan menjelaskan civil society dalam konteks
demokrasi
|
1. Civil society, demokrasi dan integrasi
2. Sejarah civil society di Indonesia
|
1.1. Konsep civil society
1.2. Organisasi masyarakat yang termasuk dalam
kategori civil society
1.3. Konsep demokrasi
1.4. Keterkaitan civil society, demokrasi dan integrasi.
2.1. Latar belakang
2.2. Masa pra dan pasca Kemerdekaan
2.3. Masa Orde Baru
2.4. Masa Reformasi
|
Presentasi Kelompok dan Diskusi
Kelas
|
Makalah, soft copy handout dan LCD Ppt.
|
Alamsyah, Andi Rahman, Civil
Society dan Integrasi dalam Konteks Demokrasi, dalam Paulus Wirutomo dkk 2012, Sistem Sosial Indonesia, UI Press, hal.271-287
|
XV
|
Kemampuan
mendeskripsikan
dan menjelaskan kondisi integrasi di Indonesia masa depan
|
1. Kondisi Integrasi Normatif di Indonesia
2. Kondisi Integrasi Fungsional di Indonesia
3. Kondisi Integrasi Koersif di Indonesia
4. Pentingnya Kesadaran Berbangsa
5. Kekuatan dan Kelemahan Integrasi
6. Kesimpulan
|
1.1. Konsep utama: stratifikasi sosial, diferensiasi
sosial dan pluralitas.
1.2. Integrasi Normatif pada masa Pra Kemerdekaan.
1.3. Integrasi Normatif pada masa Kemerdekaan dan
Orde Lama
1.4. Integrasi Normatif pada masa Orde Baru
1.5. Integrasi Normatif pada masa Reformasi
2.1. Integrasi Fungsional pada
masa Pra Kemerdekaan.
2.2. Integrasi Fungsional pada
masa Kemerdekaan dan Orde Lama
2.3. Integrasi Fungsional pada masa Orde Baru
2.4. Integrasi Fungsional pada masa Reformasi
3.1. Integrasi Koersif pada masa Pra Kemerdekaan
3.2. Integrasi Koersif pada masa Kemerdekaan dan Orde Lama
3.3. Integrasi Koersif pada masa Orde Baru
3.4. Integrasi Koersif pada masa Reformasi
4.1. Kekuatan Integrasi
4.2. Kelemahan Integrasi
5.1. Aspek Normatif
5.2. Aspek Fungsional
5.3. Aspek Koersif
|
Ceramah dan
Diskusi Kelas
|
Soft copy handout dan LCD Ppt.
|
Wirutomo, Paulus, Menyongsong
Masa Depan Integrasi Masyarakat Indonesia, dalam
Paulus Wirutomo dkk 2012, Sistem Sosial
Indonesia, UI Press, hal.289-331
|
XVI
|
UAS
|
|
|
|
|
|
Tugas Kecil:
1.
Tengah
Semester: menyusun Pedoman Penelitian Integrasi Sosial Lokal berdasarkan
indikator integrasi sosial
2.
Akhir
Semester: mengumpulkan data integrasi sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal
masing-masing mahasiswa.